Rabu, 04 Juni 2008

FPI



Saya tidak peduli jika pembaca membenci apa yang saya tulis di sini. Saya hanya menuliskan apa yang saya rasakan. Tentang usaha sebuah kelompok kecil dalam membela dan menjaga kesucian agamanya. Kelompok yang sering dianggap anarkis hanya karena menegakkan salah satu pilar agama ini yaitu Amar Ma’ruf Nahi Munkar. FPI adalah kelompok yang tegas dan keras terhadap kemaksiatan dan penyimpangan. Ketika ada penyimpangan dan kemudian FPI berusaha meluruskannya, apakah itu salah?

FPI mengambil cara yang sangat keras dan tegas setelah berusaha menempuh berbagai jalan debat dan dialog terbuka. Namun upaya-upaya tersebut jarang terdengar di media-media di dunia ini karena memang dunia media tidak proporsional terhadap mereka. Media saat ini yang katanya sangat demokratis sekalipun tidak pernah membahas hal-hal tersebut. Selain itu pada kenyataannya kelompok-kelompok menyimpang yang diajak untuk berdialog tidak bersedia terhadap upaya debat terbuka tersebut.

Jika anda tidak setuju dengan langkah FPI menyerang AKKBB di Monas, maka anda seharusnya mencari tahu terlebih dahulu mengapa FPI melakukannya. Dalam berita-berita kriminal sering terdengar kasus dimana seorang suami menganiaya istrinya yang selingkuh dengan pria lain. Suami ini tidak terima harta dan kehormatannya dinodai oleh pihak yang tidak berhak melakukannya. Karena itu dia juga menganiaya pria yang berselingkuh dengan istrinya. Itu adalah upaya pertama dan terakhir dari seseorang yang masih mempunyai harga diri dan martabat sebagai seorang suami. Dia tidak rela. Dia marah. Dan dia berani menanggung resiko, apapun itu. Dan secara agama hal tersebut dibenarkan.

Apa yang dilakukan FPI serupa dengan yang dilakukan oleh orang tersebut. Bagi FPI, Islam adalah kehormatannya. FPI memiliki ’sense’ terhadap ancaman. FPI berani mengambil resiko. Bagi seorang Muslim, Islam adalah ibu dan bapaknya, Islam adalah negaranya, Islam adalah pengetahuannya, Islam adalah hidup dan matinya, Islam adalah dunia dan akhiratnya, Islam adalah segalanya.

Langkah penyerangan yang dilakukan FPI terhadap AKKBB dilandasi keyakinan dan sejumlah keterangan bahwa AKKBB berupaya merusak Islam. Terlebih sepak terjang AKKBB dianggap membela perusak-perusak Islam semacam Ahmadiyah. Ahmadiyah sudah dinyatakan sesat oleh para ulama yang berkompeten. Namun apa dasar bagi AKKBB untuk menyatakan bahwa setiap orang berhak beragama dan berkeyakinan dengan bebas termasuk Ahmadiyah? Apakah AKKBB merasa lebih mampu dan pintar dibandingkan para ulama? Lebih baik Ahmadiyah memisahkan diri dan membuat agama baru. Karena Islam hanya satu. Islam adalah Islamnya Muhammad saw. Semua muslim harus tunduk pada aturan dan koridor Islam berdasarkan AL-Quran dan As-Sunnah. Tidak boleh seorangpun–baik itu Presiden, Ilmuwan, Manusia ber-IQ di atas 200, ataupun Agen Penjajah–di dunia ini mencoba memodifikasi agama ini.

Apakah kebebasan beragama dan berkeyakinan sekaligus mengajarkan kepada kita untuk mendapatkan kebebasan memodifikasi agama? Tidak, sama sekali tidak boleh seperti itu. Karena jika hal tersebut terjadi apa yang akan menimpa agama adalah kerusakan. Perbedaan dan penyimpangan adalah dua hal yang berbeda. Seperti halnya pria dan wanita adalah berbeda. Di dunia ini hanya boleh ada pria dan wanita. Namun bagaimana dengan banci? Apakah anda setuju bahwa banci adalah penyimpangan? Pasti anda setuju. Karena banci memodifikasi dirinya dari pria atau pun wanita. Anda pasti marah jika anak anda, ibu anda, ayah anda, suami anda, ataupun istri anda untuk mengubah jenis kelaminnya kan? Begitu pula dalam hal agama. Islam dan Kristen adalah dua agama yang berbeda. Islam adalah Islam, Kristen adalah Kristen. Namun Ahmadiyah adalah ibarat banci, yang menyimpang karena memodifikasi identitas sejati agama, yaitu Islam. Karena agama sama halnya dengan kemutlakan, tidak boleh ada yang diubah-ubah.

Jadi saya tak perlu mati-matian berusaha untuk memahami atau mentolerir penyimpangan. Karena tak ada yang perlu dipahami dan ditolerir dari sebuah penyimpangan. Semua sudah jelas, yang diperlukan adalah sebuah hukuman yang keras untuk menghentikan penyimpangan. Sehingga kerusakan-kerusakan bisa dihindari.

Kalau memang AKKBB tetap teguh dengan visi-visi dan misi-misi seperti itu, ada baiknya mereka mengadakan dialog dengan para ahli agama mengenai definisi agama. Apa itu agama? Sejauh mana wewenang agama dalam kehidupan? Kebebasan yang mana yang harus diperjuangkan dalam beragama? Sejauh mana kebebasan dalam beragama? Apakah mengubah-ubah agama termasuk dalam kebebasan beragama?

Jadi saya mendukung FPI. Saya menentang AKKBB. Saya menentang langkah pemerintah. Saya tidak menantang tapi menentang. Saya marah pada ketidakadilan ini. Saya serius. Bubarkan AKKBB. Pertahankan FPI. Saya tidak butuh AKKBB untuk menjaga kebebasan beragama, karena kita sudah sangat bebas dalam menjalankan agama. Untukmu agamamu untukku agamaku. Kalau AKKBB dipertahankan, akan ada banyak ‘tuhan’ berseliweran di kolong-kolong meja kita, ‘nabi’ yang menulis novel-novel di kitab-kitab sucinya akan banyak berdongeng dan novel tersebut juga pasti laku di toko-toko buku, semua pemimpi bisa-bisa mendirikan agama baru tiap harinya. Wah besok-besok saya bikin agama ‘Jookutiyah’ ah! tuhannya saya, nabinya saya, malaikatnya saya, tapi manusianya juga saya. Barangkali ada pembaca yang mau menuliskan kitab sucinya. Ha ha ha. Veli veli lucu pisannya.

Umat Islam tentu tahu, apa yang dilakukan Umar ra dan para sahabat ketika ada orang yang mengaku sebagai nabi. Jika tidak ada ketegasan mereka, agama ini mungkin sudah tidak ada lagi. Kini, sedikit sekali orang seperti mereka.

Saya tetap membutuhkan FPI yang memberantas kemaksiatan dan penyimpangan. Saya membutuhkan FPI yang tegas dan berani menjaga kehidupan dan kemanusiaan ini.

Ya Allah teguhkanlah hati para laskar FPI. Bantu mereka mengembalikan kemurnian Islam. Gentarkan musuh-musuh kami. Karuniakan kami kesabaran dan keteguhan.(TODAY.JOOKUT)

Tidak ada komentar: